Langsung ke konten utama

Payung Teduh

Resah

Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu

Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu

Aku menunggu dengan sabar
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu

Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu

Ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu





Angin Pujaan Hujan


Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
Di langit yang merah, ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku

Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara 
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara 
uh lara

Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara uh lara
Uh lara uh lara uuh berbuah lara uh lara



Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan


Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya




Berdua Saja

Ada yang tak sempat tergambarkan
Oleh kata ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya,
Mungkinkah kau tau jawabnya?

Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian untuk datang membawa jawaban,
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya



Menuju Senja

Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
dan menjadi tumpuan rindu cinta bersama
di sore itu menuju senja

Bersama hati yang terluka
Tertusuk pilu menganga luka itu
Di antara senyum dan menapaki jejak kenangan
Di sore yang gelap ditutupi awan
Bersama setangkup bunga cerita yang kian
Merambat di dinding penantian
Ada yang mati saat itu dalam kerinduan tidak terobati

Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
Ada yang mati menunggu sore menuju senja
Bersama.



Biarkan
 
Turunlah kepelukanku
Nyanyikan lagu rindu para wanita
Menata sanggul di tepi sungai
Menarilah bersamaku
 
Turunlah kepelukanku
Nyanyikan lagu rindu para wanita
Melenakan para penjamah
Meratapi kepergian malam
 
Biarkan dewi malam menatap sayu
Meratapi bulan yang memudar
Biarkan bulan berjalan tunduk
Menyambut senyuman matahari
Biarkan matahari membuka mata
Membangunkan alam yang lelah




DI UJUNG MALAM

Di ujung malam, di antara lelap dan sadar 
Mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku 
Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
Mulailah sekarang menarilah bersamaku


Sunyi ini merdu seketika Sunyi ini merdu seketika 
Sunyi ini merdu seketika 

Di ujung malam, di antara lelap dan sadar

Mulailah sekarang menarilah bersamaku 

Sunyi ini merdu seketika 
Sunyi ini merdu seketika 
Sunyi ini merdu seketika 

[melodi]


Sunyi ini merdu seketika 
Sunyi ini merdu seketika 
Sunyi ini merdu seketika



Rahasia
Tak ada sore dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam
Semua tlah hilang terserah matahari
 
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu, balas semua bisikanku memanggil namamu
 
Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suara ku




Tidurlah

Akhirnya malam tiba juga
Malam yang kunantikan sejak awal
Malam yang menjawab akhir kita
Inikah akhir yang kita ciptakan

Dan pagi takkan terisi lagi
Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
Membangunkan orang tanpa membagi
Sedikit asmara untuk memulai hari

Tidurlah Malam terlalu malam
Tidurlah Pagi terlalu pagi




Cerita Tentang gunung & Laut

Aku pernah berjalan disebuah bukit
Tak ada air
Tak ada rumput
Tanah terlalu kering untuk ditapaki
Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku

Aku pernah berjalan diatas laut
Tak ada tanah
Tak ada batu
Air selalu merayu
Menggodaku masuk ke dalam pelukannya

Tak perlu tertawa atau menangis
Pada gunung dan laut
Karena gunung dan laut
Tak punya rasa

Aku tak pernah melihat gunung menangis
Biarpun matahari membakar tubuhnya
Aku tak pernah melihat laut tertawa
Biarpun kesejukkan bersama tariannya




Ku Cari Kamu

Kucari kamu dalam setiap malam
Dalam bayang masa suram
Kucari kamu dalam setiap langkah
Dalam ragu yang membisu
Kucari kamu dalam setiap ruang
Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam

Aku cari kamu
Disetiap malam yang panjang
Aku cari kamu
Kutemui kau tiada

Aku cari kamu
Di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
Kutemui kau berubah

Kucari kamu dalam setiap jejak
Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari




Kita adalah sisa-sisa keikhlasan

Yang tak diikhlaskan

Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta

Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan abadi




Mari Bercerita

Seperti yang biasa kau lakukan
Ditengah perbincangan kita
Tiba-tiba kau terdiam
Sementara ku sibuk menerka apa yang ada di fikiranmu.

Sesungguhnya berbicara dengan mu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Mungkin tentang ikan paus dilaut
Atau mungkin tentang bunga padi disawah.

Sungguh bicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja…



-Dwi Puspitasari, February 23, 2017- 09.59 am

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Situs Krendowahono Kraton Surakarta

“ Bismi l lahi r rohmani r rohim, sluman slumun slamet, slamet kersaning Allah, sengkolo-sengkolo podo nyingkiro, jatu’ kramaku cepakno,  la a il a ahai l lallah teguh rahayu – rahayu ” ( kata kunci apabila kita memasuki kawasan alas krendowahono, bahwa keselamatan itu harus di utamakan, karena sesuatu yang besar bermula dari yang kecil)             Do’a itu yang diyakini ampuh apabila memasuki kawasan Alas Krendowahono , d o’a tersebut diajarkan oleh Juru kunci alas krendowahono yakni Mbah Lurah Wiryono. Beliau telah mengabdi menjadi juru kunci selama 25 tahun. Di usianya yang hampir 1 abad dengan setia tetap mengemban amanah dari sang S inuhun P aku B uwono X. Alas yang terletak di pinggir desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah masih menjadi situs sejarah terkait erat dengan Kraton Surakarta . Untuk mencapai lokasi tersebut kita harus berjalan kaki kira-kira 500 m melalu...

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara (Mengenal Tulisan).

    A.T radisi Sejarah Masyarakat di Berbagai Daerah di Indonesia Tradisi sejarah masyarakat diberbagai daerah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh India dan Cina yang dibawa melalui jalinan hubungan perdagangan, namun yang membawa pengaruh besar adalah India. Pengaruh India di dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain: -            Bidang Pemerintahan Dari pemerintahan oleh kepala suku menjadi pemerintahan berbentuk, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. -           Bidang Sosial o       Mulai mendirikan kerajaan-kerajaan yang teratur dan rapi sesuai pola pemerintahan kerajaan di India. o   Penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan/perundang-undangan diberlakukan. o    Kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasi berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat. -    ...

Seberapa adil diri kita sendiri?

Egois sekali jika aku berada diposisi sulit, tertekan & mengancam ingin sekali waktu dapat berputar lebih cepat dari biasanya. Egois sekali jika  aku berada di posisi yang enak,nyman & aman ingin sekali waktu dapat berputar lebih lambat dari biasanya. Bisakah aku adil? Bisakah aku menjalani waktu berjalan sebagaimana mestinya? Harusnya aku paham harusnya aku mengerti Bahwa hidup seyogyanya  disyukuri. Dengan menikmati segala macam prosesnya, dan menikmati segala macam tahapannya.